Salah Kasih Antibiotik, Bakteri Malah Menjadi Kebal
Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba Kementerian Kesehatan Hari Paraton mengatakan penggunaan antibiotik yang tidak tepat malah menyebabkan bakteri menjadi kebal.
"Kuman sekarang makin bertingkah, ibarat kriminal sudah kelas kakap, dipenjara, keluar, berbuat lagi," kata Hari saat dihubungi Tempo, Minggu, 29 November 2015.
Hari mengatakan kuman memiliki tingkatan dan bisa menghasilkan kekebalan yang berjenjang. Semua jenis kuman, menurut dia, bisa bersifat panresisten yang berarti jika diberikan antibiotik yang tidak tepat akan semakin resisten. Bahkan saat ini sudah mulai masuk di Indonesia kuman yang bersifat resisten, bisa menghasilkan infeksi yang berdampak pada ginjal, paru-paru, otak, atau hati.
Salah satu faktor yang menyebabkan munculnya kuman resisten, Hari menjelaskan, adalah peran tenaga kesehatan seperti dokter. Dalam penelitian yang dilakukan pada 2000, Hari mendapati sekitar 70 dokter spesialis keliru dalam memberikan antibiotik. Kesalahan tersebut bisa karena belum menguasai ilmu terkait atau alat diagnosis penyakit yang belum canggih. Dulu pasien bisa didiagnosis hingga enam hari untuk mengetahui jenis penyakit atau kuman yang ada pada tubuhnya.
Ke depan, pemerintah akan menambah kurikulum berkaitan dengan kuman resisten di berbagai fakultas kedokteran. Saat ini, ujar Hari, kurikulum tentang resistensi dan antibiotik masih minimal. "Ditambahkan kurikulum soal resistensi, harus diperluas dampaknya, mengapa terbentuk kuman resisten dan bagaimana mengatasinya," ujarnya.
Pemerintah akan bekerja sama dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk memasukkan kurikulum resistensi kuman tersebut. Hasilnya, menurut Hari, akan dimasukkan ke kolegium pendidikan dokter. Dengan demikian, dokter makin bijak menggunakan antibiotik dan pasien bisa sembuh tanpa menimbulkan resistensi pada kuman.
SUMBER : TEMPO, JAKARTA